Bulan Karunia, Atlet Para Menembak Peparnas Solo yang pernah Viral Memanah Bersama Presiden Jokowi

0

Solo – Masih ingat kisah bocah difabel viral bernama Bulan Karunia Rudianti yang pernah berkirim surat lewat Instagramnya meminta kursi roda ke Presiden Jokowi?

Ya, karena suratnya yang viral tersebut, Presiden Jokowi akhirnya mengirimkan kursi roda itu ke Pekanbaru. Kursi roda titipan Presiden Jokowi ini disampaikan melalui Kepala Dinas Kesehatan saat itu, tanggal 20 Maret 2018. Senyum terpancar dari wajah Bulan saat menerima bingkisan dari orang nomor satu di Indonesia itu.

Bulan juga pernah diminta panitia Asian Para Games 2018 di Jakarta untuk meramaikan opening ceremony gelaran olahraga yang diikuti negara-negara di Asia tersebut. Saat itu, Bulan didaulat untuk meresmikan pembukaan Asian Para Games 2018 bersama Presiden Joko Widodo.

Sekarang, Bulan yang sejak kecil diajak ayahnya menyukai olahraga memanah sehingga bisa turut menghantarkan dirinya menjadi atlet cabang olahraga menembak pada Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) 2024 di Solo.

Dalam babak kualifikasi, Bulan meraih nilai tertinggi ke 2 dengan poin 603,2 atau selisih tipis dari perwakilan Jawa Barat Rohani, yang meraih poin 604,2.

Bulan yang saat ini berusia 17 tahun mengaku senang karena mendapatkan kesempatan untuk tampil dalam Paralimpiade dan mewakili daerahnya.

Sejak usia 11 tahun, Bulan telah mengikuti latihan panahan, hal itu menjadi awal tonggak perjalanan bulan sampai menuju paralimpiade di kota solo ini. Bulan lolos hingga babak final kategori air rifle standing 10 meter SH-1 R2.

Saat itu, sang ayah memotivasi Bulan yang kerap dibully sejak SD hingga SMP yang memang sekolah umum. Setiap pelajaran olahraga, ia tidak pernah dilibatkan karena dianggap disabilitas atau tidak akan mampu mengikuti olahraga.

Sang ayah yang sedih melihat anaknya selalu menangis setiap pulang sekolah, entah karena dibully atau diremehkan akibat kekurangan fisiknya yang sejak lahir tidak memiliki kaki, akhirnya membelikan Bulan perangkat alat memanah.

Sang ayah yang juga tidak bisa memanah, mau tidak mau belajar memanah untuk mengajari anaknya. Akhirnya, Bulan mulai mahir memanah hingga diminta mendampingi Presiden Jokowi bersama seorang atlet panahan pada pembukaan Asian Para Games 2018 untuk menembakkan panah menghancurkan huruf-huruf “D”, “I” dan “S” yang awalnya membentuk kata “Disability” sehingga menjadi “Ability”.

Ayah Bulan, Rudy Arifin yang berdiri di samping Bulan bersama Ibunda, mengaku mensupport penuh dengan mendampingi anaknya terbang dari Pekanbaru ke Solo untuk turut hadir memberi semangat Bulan yang bertanding dalam cabor Para Menembak Paralimpiade Solo tahun 2024.

Harapan Bulan tentu saja bisa meraih medali emas dan bisa mengalungkan medalinya ke sang pelatih yang tak kenal lelah membantu Bulan menjadi atlet menembak yang berprestasi.

Saat ditanya apa kendala Bulan dalam menggeluti olahraga menembak, sang ayah mengungkapkan fasilitas latihan menembak di Pekanbaru masih minim. Selain itu, harga senjata yang mahal membuat Bulan selama ini hanya bisa meminjam tembakan bahkan jaket yang dipakai Bulan saat ini merupakan jaket pinjaman dari atlet lainnya.

Harapan lain Bulan bersama orangtuanya, Bulan bisa bersekolah di SMA umum inklusi yang fasilitasnya ramah disabilitas, dimana ada tangga untuk kursi roda dan kamar mandinya layak difabel.

Sejak SD hingga SMP di sekolah umum, Bulan harus menahan buang air kecil hingga buang air besar karena toiletnya tidak layak untuk difabel. Selain itu, Bulan juga kerap ditolak masuk sekolah umum karena permintaan untuk kelas di lantai 1 selalu bertentangan dengan orang tua murid lainnya. Sehingga saat ini diungkapkan orang tuanya, Bulan belum kembali sekolah di bangku SMA karena fasilitas sekolah umum di Pekanbaru belum memadai untuk anak difabel.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *